Bagian Ketiga
Berakhirnya Pemberian Kuasa
Pasal 1813
”Pemberian kuasa berakhir: dengan penarikan kembali kuasa penerima kuasa; dengan pemberitahuan penghentian kuasanya oleh penerima kuasa; dengan meninggalnya, pengampuan atau pailitnya, baik pemberi kuasa maupun penerima kuasa dengan kawinnya perempuan yang memberikan atau menerima kuasa.”
Pasal 1813 KUH Perdata mengatur bahwa pemberian kuasa berakhir karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
a. Ditariknya kembali pemberian kuasa oleh pemberi kuasa;
b. Pemberitahuan penghentian kuasa oleh penerima kuasa;
c. Meninggalnya pemberi kuasa maupun penerima kuasa;
d. Pemberi kuasa atau penerima kuasa berada di bawah pengampuan;
e. Pailitnya pemberi kuasa atau penerima kuasa;
f. Kawinnya perempuan pemberi kuasa atau penerima kuasa (Khusus hal ini sekarang tidak diberlakukan lagi karena perempuan yang telah kawin dianggap cakap melakukan perbuatan hukum).
Pasal 1814
“Pemberi kuasa dapat menarik kembali kuasanya bila hal itu dikehendakinya dan dapat memaksa pemegang kuasa untuk mengembalikan kuasa itu bila ada alasan untuk itu.”
Pemberi kuasa dapat menarik kembali kuasanya secara sepihak bahkan jika ada alasan untuk itu, pemberi kuasa berhak memaksa penerima kuasa untuk mengembalikan kuasa yang telah diberikan kepadanya.
Pasal 1815
“Penarikan kuasa yang hanya diberitahukan kepada penerima kuasa tidak dapat diajukan kepada pihak ketiga yang telah mengadakan persetujuan dengan pihak penerima kuasa karena tidak mengetahui penarikan kuasa itu1 hal ini tidak mengurangi tuntutan hukum dan pemberi kuasa terhadap penerima kuasa.”
Penarikan kembali kuasa oleh pemberi kuasa berupa pemberitahuan kepada penerima kuasa tidak dapat dijadikan alasan kepada pihak ketiga yang tidak mengetahui penarikan kuasa tersebut sehingga mengadakan perjanjian dengan penerima kuasa yang kuasanya telah ditarik namun pemberi kuasa tetap dapat menuntut penerima kuasa yang kuasanya telah ditarik tersebut.
Pasal 1816
“Pengangkatan seorang penerima kuasa baru untuk menjalankan suatu urusan yang sama, menyebabkan ditariknya kembali kuasa penerima kuasa yang pertama, terhitung mulai hari diberitahukannya pengangkatan itu kepada orang yang disebut belakangan.”
Pengangkatan seorang penerima kuasa baru untuk menjalankan urusan yang sama dengan penerima kuasa sebelumnya berarti pemberian kuasa yang pertama dianggap ditarik kembali terhitung sejak diberitahukannya pengangkatan baru tersebut kepada penerima kuasa lama.
Pasal 1817
“Pemegang kuasa dapat membebaskan diri dari kuasanya dengan memberitahukan penghentian kepada pemberi kuasa.
Akan tetapi bila pemberitahuan penghentian ini, baik karena Ia tidak mengindahkan waktu maupun karena sesuatu hal lain akibat kesalahan pemegang kuasa sendiri, membawa kerugian bagi pemberi kuasa, maka pemberi kuasa ini harus diberikan ganti rugi oleh pemegang kuasa itu kecuali bila pemegang kuasa itu tak mampu untuk meneruskan kuasanya tanpa mendatangkan kerugian yang berarti bagi dirinya sendiri.”
Salah satu sebab berakhirnya perjanjian pemberian kuasa adalah penerima kuasa membebaskan diri dari kuasa yang diberikan kepadanya dengan cara memberitahukan penghentiannya kepada pemberi kuasa atau dengan pemberitahuan pengunduran dirinya kepada pemberi kuasa. Pemberitahuan pengunduran diri dari penerima kuasa harus mempertimbangkan waktu yang wajar bagi pemberi kuasa untuk mencari pengganti karena hal ini akan membawa kerugian bagi pemberi kuasa yang menyebabkan penerima kuasa harus membayar ganti rugi kepada penerima kuasa. Pembayaran ganti rugi tidak harus diberikan jika penerima kuasa dalam keadaan tidak mampu meneruskan kuasanya.
Pasal 1818
“Jika pemegang kuasa tidak tahu tentang meninggalnya pemberi kuasa atau tentang suatu sebab lain yang menyebabkan berakhirnya kuasa itu, maka perbuatan yang dilakukan dalam keadaan tidak tahu itu adalah sah.
Dalam hal demikian, segala perikatan yang dilakukan oleh penerima kuasa dengan pihak ketiga yang beritikad baik, harus dipenuhi terhadapnya.”
Dengan meninggalnya pemberi kuasa menyebabkan berakhirnya perjanjian pemberian kuasa. Apabila penerima kuasa tidak mengetahui bahwa pemberi kuasa telah meninggal dunia atau tidak mengetahui sesuatu hal lain yang menyebabkan berakhirnya perjanjian pemberian kuasa maka tindakan yang dilakukan dalam statusnya sebagai penerima kuasa tetap sah. Dengan demikian semua perikatan yang dibuat penerima kuasa dengan pihak ketiga atas nama pemberi kuasa maka perikatan itu harus dipenuhi asal pihak ketiga beritikad baik.
Pasal 1819
“Bila pemegang kuasa meninggal dunia, maka para ahli warisnya harus memberitahukan hal itu kepada pemberi kuasa jika mereka tahu pemberian kuasa itu, dan sementara itu mengambil tindakan-tindakan yang perlu menurut keadaan bagi kepentingan pemberi kuasa, dengan ancaman mengganti biaya, kerugian dan bunga, jika ada alasan untuk itu.”
Apabila penerima kuasa meninggal dunia maka para ahli waris yang mengetahui tentang pemberian kuasa tersebut harus memberitahukan kepada pemberi kuasa tentang meninggalnya penerima kuasa. Para ahli waris juga perlu mengambil tindakan yang diperlukan berdasarkan keadaan, bagi kepentingan pemberi kuasa. Bahkan para ahli wris dapat diwajibkan membayar ganti rugi berupa biaya, rugi, dan bunga kepada pemberi kuasa jika ada alasan untuk itu.
sumber: Prof Dr Ahmad Miru, SH., MH – Hukum Perjanjian